Inspeksi Mendadak: Bukan Gimmick, Tapi Kebutuhan Mendesak
Keputusan Pejabat Pemerintah untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) di salah satu Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beberapa waktu lalu telah memicu berbagai reaksi, baik dukungan maupun kritik tajam. Sidak ini, yang kabarnya dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya, ditujukan untuk memantau langsung kinerja dan integritas operasional bank, terutama dalam layanan nasabah dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
Namun, langkah ini tidak luput dari pandangan skeptis. Beberapa pihak menilai sidak tersebut hanyalah gimmick politik yang mencari perhatian publik, sementara yang lain mempertanyakan urgensi dan metode yang digunakan. Menanggapi hiruk pikuk ini, Pejabat terkait akhirnya memberikan waktu untuk wawancara eksklusif, menjawab semua kritik dengan nada yang santai namun tetap tegas.
Menjawab Kritik: “Kami Bekerja, Bukan Berdrama”
Ketika ditanya mengenai kritik yang menyebut sidak tersebut sebagai ‘drama’ atau upaya mencari popularitas, Pejabat terkait hanya tersenyum. “Kami mengapresiasi semua masukan. Itu adalah bagian dari demokrasi dan transparansi yang kami junjung tinggi,” ujarnya memulai.
“Namun, perlu kami tegaskan, sidak ini adalah kebutuhan, bukan gimmick. Kami tidak berdrama, kami bekerja. Sidak adalah salah satu cara kami untuk melihat realitas di lapangan tanpa polesan dan persiapan. Jika kami memberitahu terlebih dahulu, tentu saja semua akan tampak sempurna. Kami ingin memastikan bahwa layanan prima dan kepatuhan prosedur terjadi setiap hari, bukan hanya saat kami datang,” tambahnya.

Beliau juga menekankan bahwa sidak ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas di sektor BUMN, yang mengelola dana publik dan memiliki dampak signifikan pada perekonomian nasional.
Fokus Hasil dan Perbaikan Berkelanjutan
Lebih lanjut, Pejabat Pemerintah ini memaparkan bahwa fokus utama dari sidak tersebut adalah mengidentifikasi titik-titik lemah dalam sistem layanan dan pengambilan keputusan. Beberapa temuan minor, lanjutnya, langsung dicatat dan ditindaklanjuti dengan rekomendasi perbaikan internal.
“Intinya bukan mencari-cari kesalahan, tetapi mencari tahu di mana kita bisa menjadi lebih baik. Bank BUMN ini adalah aset bangsa. Tugas kami adalah memastikan aset ini dikelola dengan profesionalisme tertinggi. Kritik itu penting, tapi yang lebih penting adalah tindakan nyata setelah sidak itu dilakukan, yaitu perbaikan sistem dan peningkatan pengawasan,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai langkah lanjutan, beliau mengungkapkan bahwa pengawasan tidak akan berhenti pada sidak. Akan ada evaluasi berkala dan dialog yang lebih intensif dengan jajaran direksi Bank BUMN untuk memastikan komitmen perbaikan tersebut benar-benar diimplementasikan.
Pesan untuk Publik: Kritik Membangun Selalu Diterima
Menutup wawancara, Pejabat terkait sekali lagi menyampaikan pesan kepada masyarakat dan para kritikus. “Kami tidak anti-kritik. Kritik yang membangun adalah vitamin bagi kami. Jika masyarakat melihat ada kekurangan atau kejanggalan, silakan sampaikan. Saluran pengaduan kami terbuka. Kami ada di sini untuk melayani, dan kritik adalah cermin yang membantu kami melihat diri kami lebih jelas,” pungkasnya dengan nada optimis.
Sidak di Bank BUMN ini mungkin telah berlalu, namun perdebatan dan upaya perbaikan yang ditimbulkannya menjadi pengingat penting akan pentingnya akuntabilitas dan pengawasan yang ketat terhadap lembaga-lembaga yang vital bagi negara.





