Fadia dan Lanny Bidik Emas di Kejuaraan Dunia

Siti Fadia Silva Ramadhanti, yang akrab disapa Fadia Sugiarto, bersama pasangan barunya, Lanny Tria Mayasari, menargetkan medali emas di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis (BWF World Championships) 2025 yang digelar di Adidas Arena, Paris, Prancis, pada 25-31 Agustus 2025. Turnamen ini menjadi momen spesial karena merupakan penampilan terakhir Fadia dan Lanny sebagai pasangan sebelum PBSI merombak duet mereka, dengan Fadia kembali berpasangan dengan Apriyani Rahayu dan Lanny bersama Amallia Cahaya Pratiwi. Dengan pengalaman Fadia sebagai peraih medali perak 2023 dan performa solid Lanny/Fadia di musim ini, duet ini berambisi mencetak sejarah dengan meraih emas pertama ganda putri Indonesia. Bagaimana peluang mereka?

Perjalanan Fadia dan Lanny Menuju Kejuaraan Dunia di Paris

Fadia dan Lanny tampil di Kejuaraan Dunia 2025 dengan modal kuat. Mereka meraih gelar Super 300 Thailand Masters 2025 dan menunjukkan konsistensi di berbagai turnamen, meski sempat tersingkir di perempat final Japan Open 2025 melawan unggulan Tiongkok, Liu Shengshu/Tan Ning. Fadia, yang kini berada di peringkat 14 dunia bersama Lanny, mengaku dalam kondisi prima setelah pemulihan dari ketidaknyamanan fisik yang dialaminya di Japan Open. “Persiapan sudah bagus, recovery lancar, dan saya dalam keadaan siap tempur,” ujar Fadia.

Ini menjadi penampilan keempat Fadia di Kejuaraan Dunia. Ia debut pada 2018 bersama Agatha Imanuela (tersingkir babak pertama), lalu bersama Ribka Sugiarto pada 2022 (babak kedua), dan mencapai puncaknya pada 2023 bersama Apriyani Rahayu dengan meraih medali perak usai kalah dari Chen Qingchen/Jia Yifan di final. Bagi Lanny, ini adalah Kejuaraan Dunia keduanya setelah tersingkir di babak kedua pada 2023 bersama Ribka Sugiarto. Dengan pengalaman ini, Fadia dan Lanny bertekad “meng-upgrade” medali perak Fadia menjadi emas.

Tantangan di Kejuaraan Dunia 2025

Fadia dan Lanny mendapat bye di babak 64 besar, tetapi jalan menuju medali tidak mudah. Di babak 32 besar, mereka akan menghadapi pemenang antara Tea Margueritte/Flavie Vallet (Prancis) atau Hasini Ambalangodage/Hasara Wijayarathne (Sri Lanka). Jika lolos ke babak 16 besar, mereka berpotensi bertemu unggulan kedua, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan dari Malaysia, yang dikenal dengan permainan cepat dan agresif.

Sektor ganda putri Indonesia belum pernah meraih medali emas di Kejuaraan Dunia sejak edisi pertama pada 1977, hanya mengoleksi tiga perak dan empat perunggu. Selain Lanny/Fadia, Indonesia juga diwakili Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi, yang berpotensi menghadapi unggulan keempat Baek Ha-na/Lee So-hee (Korea Selatan) di babak 16 besar. Dengan persaingan ketat dari pasangan Tiongkok, Korea, dan Jepang, Fadia dan Lanny harus tampil maksimal untuk mematahkan rekor paceklik emas ganda putri.

Kekuatan dan Strategi Fadia/Lanny

Fadia dan Lanny memiliki chemistry yang kuat, terbukti dengan gelar Thailand Masters 2025 dan kemenangan cepat 27 menit atas wakil Taiwan, Chen Su Yu/Hsieh Yi En, di Malaysia Masters (21-14, 21-11). Fadia dikenal dengan permainan agresif dan pukulan keras, sementara Lanny unggul dalam pertahanan dan rotasi cerdas. Pelatih ganda putri PBSI, Karel Mainaky, menekankan pentingnya kekompakan mereka, terutama setelah sempat dipisah di tur Eropa sebelum kembali dipasangkan untuk Kejuaraan Dunia.

Fadia dan Lanny Bidik Emas di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025

Fadia menyatakan bahwa pola permainan mereka sudah 90% terbentuk, dengan fokus pada rotasi dan penerapan strategi di lapangan. “Kami sudah cukup klop, tidak sulit beradaptasi karena hanya pisah beberapa turnamen,” kata Lanny. Kepercayaan diri mereka diperkuat oleh persiapan matang pasca-Japan Open dan waktu aklimatisasi dua hari di Paris sebelum turnamen dimulai.

Dampak bagi Bulu Tangkis Indonesia

Keberhasilan Fadia dan Lanny meraih medali, terutama emas, akan menjadi tonggak sejarah bagi ganda putri Indonesia. Sektor ini telah lama berada di bayang-bayang ganda putra, yang mengoleksi 10 medali emas, termasuk empat gelar dari Hendra Setiawan. Medali emas juga akan memenuhi target PBSI untuk meraih satu gelar juara di Kejuaraan Dunia 2025, setelah hanya mendapatkan perak di dua edisi terakhir (2022 dan 2023).

Selain itu, turnamen ini menjadi momen emosional karena menandai akhir duet Fadia/Lanny. Setelah Kejuaraan Dunia, Fadia akan kembali berpasangan dengan Apriyani Rahayu, yang bersama Fadia meraih perak pada 2023, sementara Lanny akan berduet dengan Amallia Cahaya Pratiwi. Keberhasilan mereka akan menjadi kado perpisahan yang manis dan meningkatkan kepercayaan diri menuju perombakan pasangan.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski dalam kondisi prima, Fadia sempat mengeluhkan ketidaknyamanan fisik di Japan Open 2025, yang membuat mereka mundur dari China Open. Kini, dengan pemulihan yang baik, Fadia dan Lanny harus menjaga stamina dan fokus untuk menghadapi lawan-lawan tangguh. Tekanan juga datang dari ekspektasi tinggi penggemar Indonesia, yang berharap terobosan di sektor ganda putri setelah paceklik medali emas selama 48 tahun.

PBSI optimistis dengan 12 wakil Indonesia di turnamen ini, termasuk Jonatan Christie, Gregoria Mariska Tunjung, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto sebagai unggulan. Kehadiran Fadia/Lanny dan Febriana/Amallia sebagai wakil ganda putri diharapkan menciptakan kejutan, terutama dengan bye di babak pertama yang memberi keuntungan awal.

Related Posts

Politik Indonesia: Stabilitas Ekonomi di Tengah Demo

Situasi politik di Indonesia kembali memanas sepanjang akhir Agustus hingga awal September 2025. Gelombang demonstrasi yang melanda berbagai kota, termasuk Jakarta, Bandung, dan Jambi, menjadi cerminan ketegangan sosial dan ketidakpuasan…

Putri KW Tembus Semifinal Kejuaraan Dunia 2025

Kemenangan Bersejarah Putri KW di Paris Tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani, mencatatkan sejarah dengan menembus semifinal Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025 di Adidas Arena, Paris, pada Jumat, 29 Agustus…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *