Demo Ricuh Guncang Bursa, Ekonomi RI Tetap Tangguh

Meski Demo Ricuh, Fundamental Ekonomi Indonesia Tetap Kokoh

Demonstrasi besar-besaran yang berlangsung sejak 25 Agustus hingga 1 September 2025 di berbagai wilayah Indonesia, khususnya Jakarta, sempat memicu kekacauan. Aksi yang awalnya menyoroti kenaikan tunjangan DPR berujung ricuh, bahkan menyebabkan korban jiwa, termasuk seorang mitra ojek online yang tewas terlindas kendaraan taktis Brimob. Gelombang protes ini tidak hanya mengguncang stabilitas sosial, tetapi juga berdampak signifikan pada pasar keuangan domestik. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah gejolak tersebut.

Tekanan pada Bursa Saham: IHSG Anjlok

Aksi demonstrasi yang berpusat di depan Gedung DPR RI dan meluas ke beberapa titik di Jakarta memicu tekanan besar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada 29 Agustus 2025, IHSG merosot 2,27% ke level 7.771,28 pada penutupan sesi pertama, dengan kapitalisasi pasar turun Rp284 triliun dibandingkan hari sebelumnya. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 662 saham melemah, hanya 89 saham menguat, dan 49 saham stagnan. Investor asing melakukan aksi jual bersih Rp1,2 triliun, dengan saham seperti BCA, BBRI, dan TLKM menjadi penekan utama.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyatakan bahwa meskipun IHSG terdampak, fundamental pasar modal Indonesia tetap solid. “Koreksi ini bersifat teknikal dan wajar. Yang penting, investor harus tetap rasional,” ujarnya. Analis pasar seperti Reydi Octa juga menyarankan strategi “wait and see” di tengah ketidakpastian, dengan sektor defensif seperti barang konsumsi dan telekomunikasi tetap menarik untuk dicermati.

Harga Beras Naik, Distribusi Tetap Lancar

Di tengah gejolak sosial, harga beras mengalami kenaikan sebesar 1,87% secara bulanan. Kenaikan ini dipicu oleh tantangan dalam tata niaga pangan dan mutu beras yang tidak sesuai standar, yang diperkirakan merugikan konsumen hingga Rp99,55 triliun. Namun, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan bahwa distribusi bahan pokok, termasuk beras, tidak mengalami gangguan signifikan akibat demonstrasi. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Iqbal Shoffan Shofwan, menyatakan bahwa dampak demonstrasi terhadap distribusi pangan relatif kecil. “Ada sedikit gangguan, tapi tidak signifikan,” ujarnya. Perum Bulog juga berhasil menjaga stabilitas pasokan dengan menyalurkan 4 ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) selama Car Free Day di Jakarta, meskipun situasi jalanan sempat tersendat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menekan harga beras sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).

Ketimpangan Ekonomi Jadi Pemicu Demo

Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menilai bahwa ketimpangan ekonomi menjadi pemicu utama gelombang demonstrasi. Direktur Eksekutif CORE, Mohammad Faisal, menyoroti kesenjangan antara tunjangan besar yang diterima pejabat dan beban utang masyarakat. “Data menunjukkan pengeluaran masyarakat miskin hanya Rp1 juta per bulan, sementara kebutuhan meningkat memaksa mereka berutang,” ungkapnya. Ketimpangan ini memicu kemarahan, terutama ketika aksi provokatif memperkeruh situasi.

Demo Ricuh Guncang Bursa, Ekonomi RI Tetap Tangguh

Airlangga Hartarto meminta investor memahami dinamika dalam negeri dan tetap optimistis. “Fundamental ekonomi kita masih kuat, didukung pertumbuhan ekonomi 5,12% pada kuartal II 2025 dan inflasi yang terkendali,” katanya. Data S&P Global Manufacturing PMI Indonesia di level 51,5 juga menunjukkan ekspansi sektor manufaktur, memperkuat optimisme terhadap ekonomi nasional.

Emas Jadi Pilihan Aman di Tengah Ketidakpastian

Selain tekanan pada IHSG dan rupiah, demonstrasi juga memengaruhi preferensi investor. Harga emas domestik melonjak ke Rp1,96 juta per gram untuk produk Galeri24 dan Rp2,06 juta per gram untuk emas Antam, seiring meningkatnya permintaan aset safe haven. Di pasar global, emas mencatat rekor baru di level US$3.467 per ons troy, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.

Outlook Ekonomi: Tantangan dan Harapan

Meski demonstrasi memicu fluktuasi pasar jangka pendek, para analis optimistis bahwa ekonomi Indonesia dapat pulih. Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset Sekuritas menyatakan bahwa kinerja IHSG cenderung bearish pada September, tetapi berpotensi bullish pada Oktober hingga Desember. Pemerintah juga diharapkan memperbaiki kebijakan antipasar dan memperkuat pengawasan distribusi pangan untuk menjaga stabilitas sosial dan ekonomi.

Gelombang demonstrasi ini menjadi pengingat bahwa stabilitas ekonomi tidak hanya bergantung pada indikator makro, tetapi juga keadilan sosial. Dengan fundamental ekonomi yang tetap kuat, Indonesia diharapkan dapat melewati masa turbulensi ini dengan langkah tegas dan kebijakan yang berpihak pada rakyat.

Related Posts

Timnas Indonesia vs Lebanon: Uji Coba Krusial di GBT

Malam ini, Senin, 8 September 2025, Timnas Indonesia akan menjamu Timnas Lebanon dalam laga uji coba FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, dengan kick-off pukul 20.30 WIB.…

Nadiem Makarim Tersangka Korupsi Chromebook Rp1,98 T

Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi menetapkan mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook pada 4 September 2025. Kasus ini…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *