admin
Paris, 18 Juli 2025 – Paris Saint-Germain berhasil melaju ke perempat final UEFA Champions League 2024/25 setelah menunjukkan performa kuat di babak 16 besar. Paris Saint-Germain mengalahkan Liverpool melalui drama adu penalti (1-1 agregat, 4-1 penalti) dengan penampilan gemilang kiper Gianluigi Donnarumma. Keberhasilan ini menjadi bukti transformasi PSG di bawah asuhan Luis Enrique, yang mengedepankan pendekatan tim yang solid ketimbang mengandalkan pemain bintang seperti di era Kylian Mbappé, Neymar, atau Lionel Messi.
Perjalanan PSG di Babak 16 Besar
Paris Saint-Germain menghadapi tantangan berat melawan Liverpool di babak 16 besar. Pada leg pertama di Parc des Princes, PSG kalah tipis 0-1 meski mendominasi permainan dengan peluang berbahaya. Di leg kedua di Anfield, Ousmane Dembélé mencetak gol penyama kedudukan (1-0), memaksa pertandingan berlanjut ke perpanjangan waktu dan adu penalti. Donnarumma menjadi pahlawan dengan menggagalkan dua tendangan penalti Liverpool, memastikan PSG melaju ke perempat final melawan pemenang laga Aston Villa vs. Club Brugge.
Performa di Fase Kompetisi
Di fase liga (league phase) UCL 2024/25, finis di peringkat 15 dengan rekor 4 kemenangan, 1 imbang, dan 3 kekalahan (14 gol dicetak, 9 kebobolan). Meski sempat kesulitan, termasuk kekalahan dramatis dari Atletico Madrid, PSG menunjukkan ketangguhan dengan kemenangan atas Girona, Salzburg, dan comeback epik melawan Manchester City. Di babak play-off, PSG menghancurkan Brest dengan agregat 10-0 (3-0 tandang, 7-0 kandang), menegaskan dominasi mereka.
Kunci Sukses PSG
Diperkuat pemain seperti Achraf Hakimi, Nuno Mendes, Vitinha, dan Désiré Doué, PSG tampil sebagai unit yang kompak. Hakimi mencetak gol krusial melawan Aston Villa di perempat final, sementara Doué menjadi bintang dengan performa gemilang di lini serang. Ousmane Dembélé juga bersinar dengan 25 gol dalam 28 penampilan di semua kompetisi pada 2025, termasuk gol penentu kemenangan di leg pertama semifinal melawan Arsenal (1-0). Taktik Luis Enrique yang menekankan intensitas tinggi dan fleksibilitas serangan membuat PSG sulit dihentikan, meski kelemahan dalam bertahan dari set-piece masih menjadi sorotan.
Tantangan di Perempat Final
Di perempat final, Paris Saint-Germain menghadapi Aston Villa dan berhasil menang dengan agregat 5-4 (3-1 kandang, 2-3 tandang). Pertandingan ini penuh drama, dengan Paris Saint-Germain nyaris kehilangan keunggulan agregat setelah Villa mencetak tiga gol beruntun di leg kedua. Namun, penyelamatan krusial Donnarumma dan gol dari Dembélé serta Doué memastikan langkah Paris Saint-Germain ke semifinal melawan Arsenal, yang kemudian mereka kalahkan 3-1 agregat (1-0 tandang, 2-1 kandang).
Menuju Final dan Sejarah Baru
PSG akhirnya mencatatkan sejarah dengan memenangkan gelar UCL pertama mereka pada 31 Mei 2025, mengalahkan Inter Milan 5-0 di final di Allianz Arena, Munich. Achraf Hakimi membuka skor pada menit ke-12, diikuti dua gol dari Désiré Doué, serta masing-masing satu gol dari Khvicha Kvaratskhelia dan Senny Mayulu. Kemenangan ini menjadi margin terbesar dalam sejarah final UCL, sekaligus menandai treble kontinental pertama bagi klub Prancis (Ligue 1, Coupe de France, dan UCL).
Dukungan dan Dampak
Keberhasilan ini disambut meriah oleh penggemar, dengan perayaan besar-besaran di Champs-Élysées dan Parc des Princes, meski sayangnya diwarnai kerusuhan yang menyebabkan dua kematian dan 559 penahanan di seluruh Prancis. Kemenangan ini juga memicu diskusi tentang sportswashing terkait kepemilikan klub oleh Qatar Sports Investments, meski tidak mengurangi euforia atas performa gemilang tim di lapangan. Netizen di X, seperti @theflankerID, memuji kecerdikan taktik PSG dalam memanfaatkan momen krusial, sementara @FaktaSepakbola menyoroti dominasi mereka dengan clean sheet 4-0 atas Atletico Madrid pasca-final.
