
Dunia sepak bola Palestina kembali berduka dengan gugurnya Zuhair Al-Hajj Ahmad, pemain klub Al-Sadaka, dalam serangan udara Israel di wilayah Al-Zaytoun, sebelah timur Kota Gaza, pada Selasa, 15 Juli 2025. Insiden ini menambah daftar panjang atlet Palestina yang menjadi korban konflik di Gaza, menyisakan luka mendalam bagi komunitas olahraga dan masyarakat setempat. Palestinian Football Association (PFA) mengumumkan kabar duka ini melalui akun resmi mereka, memicu gelombang simpati dari penggemar dan komunitas sepak bola global.
Kronologi sepak bola Palestina Kehilangan Zuhair Al-Hajj Ahmad
Zuhair Al-Hajj Ahmad, yang dikenal sebagai salah satu talenta muda klub Al-Sadaka, tewas akibat serangan udara Israel di lingkungan Al-Zaytoun, Gaza. Menurut laporan, serangan tersebut terjadi pada 15 Juli 2025, menghancurkan sejumlah rumah di kawasan padat penduduk. PFA menyatakan bahwa Zuhair menjadi salah satu dari ratusan atlet yang gugur sejak eskalasi konflik pada Oktober 2023. Pekan sebelumnya, pemain Timnas Palestina, Muhannad Fadl al-Lili, juga kehilangan nyawa dalam serangan serupa di kamp pengungsi Al-Maghazi, menunjukkan dampak brutal konflik terhadap komunitas olahraga.
Dampak pada Komunitas Sepak Bola Palestina

Menurut PFA, lebih dari 265 pesepak bola dan 585 atlet Palestina telah tewas sejak Oktober 2023 akibat serangan Israel di Gaza dan Tepi Barat. Infrastruktur olahraga Gaza, termasuk 12 stadion yang didanai FIFA, telah hancur total atau diubah menjadi tempat penahanan massal. Zuhair, yang dikenal sebagai pemain berdedikasi di Al-Sadaka, menjadi simbol perjuangan atlet Palestina di tengah krisis kemanusiaan. Tragedi ini mengguncang komunitas sepak bola, yang telah kehilangan banyak tokoh seperti Mohammed Barakat, Hani Al-Masdar, dan Ahmad Abu al-Atta dalam setahun terakhir.
Respons Dunia Sepak Bola dan Kontroversi FIFA
Kematian Zuhair Al-Hajj Ahmad memicu kemarahan di media sosial, dengan banyak pihak menyoroti minimnya perhatian media global dibandingkan peristiwa lain, seperti kematian pesepak bola Portugal Diogo Jota dalam kecelakaan mobil. Akun X seperti @saboteamos dan @ANTARABengkulu menyebut Zuhair sebagai korban ke-400 lebih pesepak bola Palestina, menyerukan keadilan dan sanksi terhadap Israel Football Association (IFA) karena menggelar pertandingan di wilayah pendudukan. Pada Juni 2025, para pakar hukum, termasuk pelapor khusus PBB, mendesak FIFA untuk menangguhkan IFA atas pelanggaran hukum internasional, namun hingga kini FIFA belum mengambil tindakan tegas.
Konteks Krisis Kemanusiaan di Gaza
Serangan Israel di Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 192.000 warga Palestina, termasuk banyak anak-anak dan perempuan, serta menyebabkan kelaparan dan pengungsian massal. Stadion seperti Yarmouk telah dijadikan tempat penahanan, sementara atlet seperti Zuhair kehilangan nyawa di tengah upaya bertahan hidup. Komunitas olahraga Palestina, yang telah lama menjadi simbol ketahanan, kini menghadapi ancaman eksistensial. Presiden Komite Olimpiade Palestina, Jibril Rajoub, menyebut situasi ini sebagai “bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Harapan dan Dukungan untuk Palestina
PFA dan klub Al-Sadaka mengeluarkan pernyataan duka, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Zuhair dan menyerukan dunia untuk tidak melupakan penderitaan rakyat Palestina. Komunitas sepak bola Indonesia, melalui akun seperti @radarmadiunweb, turut menyampaikan solidaritas, menggarisbawahi ikatan emosional dengan perjuangan Palestina. Penggemar dapat mendukung dengan mengikuti kampanye PFA di media sosial atau menyumbang untuk bantuan kemanusiaan melalui organisasi resmi seperti Gaza Humanitarian Foundation.
Mengingat Zuhair Al-Hajj Ahmad
Kematian Zuhair Al-Hajj Ahmad adalah pengingat tragis akan dampak konflik terhadap dunia olahraga Palestina. Sebagai pemain Al-Sadaka, ia mewakili harapan dan semangat generasi muda Gaza. Komunitas sepak bola dunia diajak untuk menghormati perjuangannya dengan menyerukan keadilan dan perlindungan bagi atlet Palestina. Semoga Zuhair dan semua korban menemukan kedamaian, dan semoga sepak bola tetap menjadi simbol perlawanan dan harapan di tengah krisis.