
Arsenal kembali membuat gebrakan di bursa transfer musim panas 2025 dengan berhasil mengamankan tanda tangan Eberechi Eze dari Crystal Palace, mengalahkan rival sekota mereka, Tottenham Hotspur. Transfer senilai £67,5 juta ini dianggap sebagai langkah krusial untuk memperkuat lini tengah Gunners, terutama setelah cedera yang dialami Kai Havertz. Eze, yang dikenal sebagai gelandang serang serba bisa, diharapkan membawa kreativitas dan daya dobrak baru ke skuad Mikel Arteta. Bagaimana transfer ini dapat mengubah dinamika tim dan peluang Arsenal meraih gelar di musim 2025/26?
Latar Belakang Transfer Eberechi Eze
Eberechi Eze, pemain berusia 27 tahun, telah menjadi sorotan di Premier League berkat penampilannya bersama Crystal Palace. Musim lalu, ia mencatatkan 14 gol dan 12 assist dalam semua kompetisi, termasuk gol kemenangan di final Piala FA melawan Manchester City. Dengan kemampuan dribel, visi permainan, dan fleksibilitas untuk bermain sebagai gelandang serang, sayap kiri, atau gelandang kiri, Eze menjadi incaran banyak klub top, termasuk Arsenal dan Tottenham.
Namun, Arsenal berhasil mengungguli Tottenham dalam perburuan ini. Spurs sempat mencapai kesepakatan awal dengan Palace, tetapi Arsenal dengan cepat masuk dan menyegel kesepakatan pada menit-menit akhir, memanfaatkan cedera Havertz sebagai katalis untuk mempercepat negosiasi. Transfer ini tidak hanya menunjukkan ambisi Arsenal, tetapi juga menjadi pukulan telak bagi Tottenham yang sedang mencari pengganti James Maddison yang cedera.
Mengapa Eberechi Eze Penting untuk Arsenal?
Kedatangan Eze di Emirates Stadium dianggap sebagai langkah strategis untuk memperbaiki kelemahan Arsenal di sisi kiri serangan mereka. Musim lalu, Leandro Trossard dan Gabriel Martinelli dinilai hanya memberikan kontribusi yang “cukup baik, tetapi tidak luar biasa” di sisi kiri, berbeda dengan daya ledak Bukayo Saka dan Martin Odegaard di sisi kanan. Eze, dengan kemampuan untuk menembus pertahanan lawan melalui dribel dan umpan terobosan, diharapkan bisa menyeimbangkan kekuatan serangan Arsenal.
Selain itu, Eze memiliki koneksi emosional dengan Arsenal. Ia pernah berlatih di akademi klub hingga usia 13 tahun dan dikenal sebagai penggemar berat The Gunners. Kembalinya Eze ke Arsenal setelah 14 tahun menjadi cerita yang penuh makna, terutama setelah ia menunjukkan ketangguhan karakternya dengan bangkit dari penolakan klub-klub lain sebelum menembus tim utama QPR dan Palace.
Dampak Eberechi Eze bagi Lini Tengah Arsenal
Eze bukan hanya sekadar tambahan skuad, tetapi juga solusi untuk meningkatkan kreativitas di lini tengah. Dengan kemampuan bermain sebagai nomor 10, sayap kiri, atau gelandang kiri, Eze memberikan fleksibilitas taktis bagi Mikel Arteta. Ia dikenal sebagai pemain yang mampu membuka pertahanan ketat dengan dribel cepat dan visi permainan yang tajam, sesuatu yang sangat dibutuhkan Arsenal saat menghadapi tim yang bermain defensif.
Statistik musim lalu menunjukkan bahwa Eze memiliki tingkat tekanan intensitas tinggi yang mengesankan, menempatkannya di antara lima pemain terbaik di Premier League untuk tekanan di sepertiga tengah dan akhir lapangan. Ini sejalan dengan filosofi Arteta yang menekankan kerja keras tanpa bola, menjadikan Eze sebagai tambahan ideal untuk sistem permainan Arsenal.
Kedatangan Eze juga melengkapi rekrutan musim panas lainnya seperti Viktor Gyokeres, Martin Zubimendi, dan Noni Madueke, yang semuanya memperkuat opsi serangan dan lini tengah Arsenal. Dengan tambahan ini, Arsenal kini memiliki kedalaman skuad yang lebih baik, yang menjadi kelemahan utama mereka di musim-musim sebelumnya.
Persaingan dengan Tottenham dan Implikasinya
Transfer Eze menjadi sorotan karena melibatkan rivalitas sengit antara Arsenal dan Tottenham. Spurs, yang kehilangan Maddison karena cedera ACL dan gagal mendatangkan Morgan Gibbs-White, melihat Eze sebagai solusi ideal untuk posisi nomor 10. Namun, Arsenal berhasil “mencuri” Eze dengan tawaran yang lebih menarik, senilai £60 juta ditambah £7,5 juta dalam bentuk bonus, mendekati nilai klausul rilis Eze yang telah kedaluwarsa.
Kegagalan Tottenham mendapatkan Eze menjadi pukulan besar, terutama karena mereka sudah optimistis dengan kesepakatan awal. Kini, Spurs harus mencari alternatif lain, dengan nama seperti Yoane Wissa dan Morgan Rogers disebut-sebut sebagai target potensial. Sementara itu, Arsenal tidak hanya mendapatkan pemain berkualitas, tetapi juga memenangkan poin psikologis dalam persaingan North London Derby.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski transfer Eze disambut antusias, ada tantangan yang harus dihadapi. Arsenal masih harus mengelola keuangan mereka dengan cermat setelah menghabiskan lebih dari £550 juta untuk pemain baru sejak musim panas 2023. Penjualan pemain seperti Leandro Trossard atau Jakub Kiwior mungkin diperlukan untuk menjaga keseimbangan finansial.
Selain itu, ekspektasi terhadap Arsenal kini semakin tinggi. Dengan skuad yang kini dianggap sebagai salah satu yang terkuat di Premier League, tekanan ada pada Arteta untuk mengakhiri paceklik trofi klub yang telah berlangsung selama lima tahun. Eze, dengan pengalaman dan kemampuan mencetak gol krusial, diharapkan menjadi kunci untuk membawa Arsenal bersaing dengan tim seperti Manchester City dan Liverpool.